Sabtu, 2 November 2024

Peduli Pegiat Kreatif, Bobby Nasution Hadirkan Banyak Ruang Berkreasi di Medan

Saat pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke XV Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di Kota Padang, Sumatera Barat beberapa waktu lalu, Wali Kota Medan Bobby Nasution turut serta memboyong pegiat atau kelompok kreatif ke kota yang dijuluki Ranah Minang tersebut.

Bukan tanpa sebab, orang nomor satu di Pemko Medan itu ingin anak-anak muda kreatif Kota Medan juga dapat menunjukkan karya dan kreatifitas mereka di luar ibukota Provinsi Sumatera Utara. Dengan begitu, daerah lain di luar Kota Medan juga dapat mengetahui bahwa kini ibukota Provinsi Sumatera Utara telah menjelma menjadi kota kreatif.

Di sana, pegiat kreatif Kota Medan dan Kota Padang saling berkolaborasi membuat mural di salah satu kawasan Kota Tua Padang.

Mural yang dikerjakan selama tiga hari itu bergambar Rumah Gadang berdampingan dengan Gedung Warenhuis. Ada juga tulisan Horas Padang dan gambar tokoh pendiri Kota Medan Guru Patimpus.

Suami Ketua TP PKK Kota Medan Kahiyang Ayu itu mengatakan, tujuannya membawa komunitas kreatif Medan ke Padang adalah untuk berkolaborasi. Sebab, ia mengamati bahwa persoalan komunitas kreatif di Medan dan Padang terbilang sama yakni jalan sendiri-sendiri.

“Lewat ini, saya berharap kita semua bisa jalan bersama baik komunitas, bahkan warga dan pemerintahnya. Kita berupaya untuk memberi ruang bagi komunitas kreatif dan mengangkat perekonomian. Yang pasti tujuan utamanya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat”, kata Bobby Nasution.

Sementara itu, Wali Kota Padang Hendra Septa menuturkan, kolaborasi yang terbangun adalah hal yang sangat baik. Dirinya juga mengaku, Pemko Padang telah menghadirkan sebuah wadah untuk menampung kreatifitas para pelaku seni.

“Ini juga tidak lepas dari peran Ketua Komwil I APEKSI, Pak Bobby Nasution. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih”, terangnya.

Angga, salah satu pegiat kreatif yang tergabung dalam Komunitas Rumah Ada Seni (RAS) Padang sampai meminta agar anak-anak Medan yang menyenangi seni mural memanfaatkan kesempatan yang diberikan Bobby Nasution.

“Anak Medan beruntung punya kesempatan diberikan Wali Kota Medan. Sudah diberi kesempatan, pertahankan, jangan disiakan. Khusus anak mural bukan hanya ruang, mobil dinas beliau pun disediakan untuk dijadikan wadah berkarya”, bilang Angga.

Dosen Digital Media Universitas Medan Area (UMA) Angga Tinova Yudha SIKom MIKom mengungkapkan, kolaborasi yang dilakukan komunitas kreatif Medan dan Padang adalah hal yang sangat bagus. Dengan demikian, bilang Yudha, diharapkan mereka bisa saling menginspirasi dalam artian apa yang dimiliki komunitas kreatif Medan dalam hal mural tentunya menjadi inspirasi juga bagi komunitas mural di Padang.

“Nah begitu juga sebaliknya bagaimana komunitas mural di Padang itu juga dapat memberi inspirasi bagi komunitas mural Medan yang datang. Jadi, memang pekerja kreatif ini harus diperhatikan dan perlu diberikan peluang agar tidak terjadi mural liar seperti yang kita lihat banyak dulu di dinding kota itu banyak mural mural liar”, bilang Yudha.

Yudha yang juga sekaligus Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMA tersebut pun menambahkan, Bobby Nasution menjadi perwujudan kepala daerah yang memang memberikan ruang dan perhatian kepada pegiat kreatif dengan mengizinkan mobil dinasnya dimural.

“Ini menjadi gagasan kreatif. Belum ada kepala daerah yang mobil dinasnya itu dimural, nah ini bukti nyata bahwa Pak Bobby memang memberikan ruang gitu memberikan perhatian kepada penggiat seni kreatif, ini bukti nyata menurut saya, bukti nyata kalau memang Pak Bobby berkomitmen memberi ruang dan perhatiannya ke penggiat seni kreatif”, tambahnya.

Terakhir, Yudha menuturkan hal lain yang perlu diperkuat untuk menggeliatkan ekonomi kreatif di Kota Medan adalah peran pemerintah dalam membantu pegiat kreatif mempopulerkan karya mereka. Lalu, apabila ada produk yang dihasilkan mereka, pemerintah juga diharapkan dapat membantu memasarkannya.

“Jadi, memang kegiatan mural ini ataupun kegiatan ekonomi kreatif ini permasalahan utamanya itu produksi dan pemasaran. Adapun produksi yang mereka lakukan, mereka tidak mampu memasarkannya, gitu. Nah, diharapkan dengan bantuan dari pemerintah agar pemasaran yang dari seni kreatif itu lebih dapat meningkat dengan itu kan berarti membantu prekonomian seni kreatif juga”, pungkasnya. (Ril/Red)