Minggu, 26 Januari 2025

Wong Chun Sen Hadiri Peletakan Batu Pertama Pemugaran Makam Guru Patimpus

Kota Medan tak luput dari sejarah masa lampau yang memiliki banyak cerita menarik dibaliknya. Kali ini datang dari sang pendiri Kota Medan Guru Patimpus Sembiring Pelawi yang terkenal pada tahun 1590 an. Banyak masyarakat Kota Medan yang saat ini tidak mengetahui dimana lokasi makam founding father Kuta Madan atau Kota Medan tersebut.

Diketahui bahwa, Guru Patimpus Sembiring Pelawi berasal dari dataran tinggi Karo, lahir pada tahun 1540 di Ajijahe, Tigapanah, Karo, Sumatera Utara dan meninggal pada 1 Juli 1590. Tepat di hari ia meninggal, tanggal 1 Juli 1590 hingga saat ini dirayakan sebagai hari jadi, hari lahir dan hari ulang tahun Kota Medan.

Pada kesempatan ini, usai menghadiri launching buku Guru Patimpus di Convention Hall di Hotel Danau Toba Medan, Minggu (22/10/2022) malam, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan Drs. Wong Chun Sen Tarigan, M.Pd.B mewakili Ketua DPRD Kota Medan, Hasyim, SE datang berziarah dan turut serta ikut melakukan peletakan batu pertama di makam Guru Patimpus sebagai tanda bahwa dimulainya pemugaran makam.

Turut hadir keturunan kesebelas Guru Patimpus, Sidarta S Pelawi, Panitia Peluncuran buku dan Pemugaran makam Guru Patimpus yang diketuai oleh dr. JP Roy Kaban, Perwakilan Camat Hamparan Perak, Lurah Desa Lama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, anak yatim piatu dan masyarakat sekitar.

Pantauan awak media dilokasi, Wong mengatakan masyarakat Kota Medan mengetahui nama Guru Patimpus, sebab ada patung yang menggambarkan seorang pendiri Kota Medan yang berada di ujung Jalan Kapten Maulana Lubis. Tetapi, sejarahnya yang sampai saat ini kurang diketahui oleh masyarakat.

“Hari ini kami telah menemukan adanya makam beliau, jadi ini adalah salah satu situs keramat yang harus kita jaga dan kita pelihara. Kami sebagai anggota legislatif di pemerintahan Kota Medan tentu sangat mengapresiasi dengan ditemukannya cagar budaya ini. Nantinya ini bisa dikembangkan, dipugar, dilestarikan dan selanjutnya ini juga bisa dijadikan tempat pembelajaran kepada generasi-generasi muda. Kita beritahu ke mereka siapa itu Guru Patimpus”, jelas Wong yang akrab disapa Tarigan ini.

Tak lupa, politisi dari Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Medan ini juga berpesan untuk para generasi muda agar tidak melupakan sejarah. “Kita itu tidak boleh melupakan sejarah. Jasmerah, jangan sekali-sekali melupakan sejarah ya”, katanya, Kamis (27/10/2022).

Lanjut Wong, menurutnya ini sangat penting karena budaya kalau tidak kita kembangkan dan dilestarikan, maka akan punah karena kita lihat banyak pemuda-pemuda justru generasi penerus kita telah banyak lupa akan sejarah.

“Generasi muda sekarang lebih sering mereka melihat aplikasi seperti Tik Tok, WhatsApp, Instagram, YouTube yang dibuat oleh orang luar negeri. Jadi dengan diluncurkan buku ini bisa mendidik generasi-generasi muda supaya paham tentang sejarah tentang pahlawan”, katanya.

Diakhir kata sambutan, Wong mengaku jika mengalami kesulitan untuk dapat menemukan makan Guru Patimpus yang ada di Kabupaten Deli Serdang itu jika tidak ada yang memandunya ke tempat itu.

“Ini ada satu lagi, jalan di Kota Medan ada Jalan Guru Patimpus. Nah tadi yang disampaikan Tokoh Masyarakat kita, saya setuju tetapi alangkah baiknya ini perlulah yang pertama ini nanti diperjuangkan Jalan Guru Patimpus di daerah ini, karena ini daerah Kabupaten Deli Serdang. Kalau di Medan nggak mungkin lagi dan nggak boleh dua jalan dengan nama yang sama jadi satu. Karena ini di daerah Deli Serdang, saya rasa pantas ini dibuat Jalan Guru Patimpus orang bisa tahu dan ingat”, ungkapnya.

Wong Chin Sen berharap, kedepannya agar makam Guru Patimpus Sembiring Pelawi dapat menjadi tempat wisata religi. “Bukan di daerah Pulau Jawa saja yang ada wisata religi, di Kota Medan, Sumatera Utara juga harus ada wisata religinya. Selain untuk berwisata sejarah, nantinya pengunjung yang datang juga dapat berziarah dan berdoa di makam sang pendiri Kota Medan ini
sempurna. Marilah sama-sama kita bergotong-royong bersama supaya setelah peletakan batu pertama ini, nantinya pembangunan cagar budaya ini dapat berdiri secara sempurna”, pungkasnya.

Usai melakukan peletakan batu pertama pembangunan makam geriten Guru Patimpus, maka sesuai gambaran disekitar makam juga akan dibangun mushalla atau Jambur hingga gedung yang dapat dibuat sebagai tempat pertemuaan ataupun tempat mengadakan pesta untuk masyarakat setempat. (Ril/Red)